Pengoyakan jubah oleh Ahijah menjadi dua belas sobek adalah tindakan profetik yang kuat yang melambangkan perpecahan yang akan datang dari kerajaan Israel. Peristiwa ini terjadi pada masa gejolak politik dan spiritual, ketika hati Raja Salomo berpaling dari Tuhan akibat istri-istrinya yang asing dan penyembahan berhala. Dua belas sobek tersebut mewakili dua belas suku Israel, dan tindakan pengoyakan ini menandakan perpecahan yang akan segera terjadi. Sepuluh suku akan membentuk kerajaan utara, yang dikenal sebagai Israel, di bawah pemerintahan Yerobeam, sementara dua suku sisanya akan tetap setia kepada keluarga Daud, membentuk kerajaan selatan Yehuda.
Gestur simbolis oleh Ahijah ini menjadi pengingat akan konsekuensi dari berpaling dari perintah Tuhan. Ini menyoroti pentingnya tetap setia pada perjanjian Tuhan dan dampak keputusan kepemimpinan terhadap persatuan dan kesehatan spiritual suatu bangsa. Perpecahan kerajaan adalah momen penting dalam sejarah Israel, menggambarkan bagaimana ketidaktaatan dapat mengarah pada fragmentasi dan konflik. Nubuat Ahijah adalah panggilan untuk kembali kepada kesetiaan dan untuk mengenali pentingnya bimbingan Tuhan dalam menjaga persatuan dan kemakmuran.