Di masa pemerintahan Salomo, meskipun terkenal karena kebijaksanaannya dan kemakmuran Israel, ketegangan internal dan ketidakpuasan mulai muncul. Yerobeam, seorang tokoh yang pekerja keras dan berpengaruh, diidentifikasi sebagai ancaman potensial bagi kekuasaan Salomo. Dalam usaha untuk mempertahankan kendali dan mencegah pemberontakan, Salomo berusaha membunuh Yerobeam. Tindakan agresif ini memaksa Yerobeam untuk melarikan diri ke Mesir, di mana ia menemukan perlindungan di bawah Raja Shishak. Momen ini sangat signifikan karena menggambarkan intrik politik dan sifat rapuh dari kerajaan Salomo. Pelarian Yerobeam ke Mesir adalah peristiwa penting yang mempersiapkan perkembangan masa depan dalam sejarah Israel. Setelah kematian Salomo, Yerobeam akan kembali dan memainkan peran penting dalam pembagian kerajaan, memimpin suku-suku utara. Narasi ini menekankan tema providensi ilahi dan perkembangan rencana Tuhan, bahkan di tengah konflik dan ambisi manusia.
Kisah pelarian Yerobeam juga mengingatkan kita akan konsekuensi dari manuver politik dan batasan kekuasaan manusia. Meskipun kebijaksanaan Salomo dan upayanya untuk mengonsolidasikan pemerintahannya, benih perpecahan sudah ditanam, menggambarkan kompleksitas kepemimpinan dan dampak yang bertahan lama dari keputusan pribadi dan politik.