Kenaikan Elah ke tahta Israel pada tahun kedua puluh enam pemerintahan Asa di Yehuda menandai periode ketidakstabilan politik yang signifikan di kerajaan utara. Sementara pemerintahan Asa di Yehuda relatif stabil dan berlangsung lama, Israel mengalami perubahan kepemimpinan yang sering, menciptakan suasana yang penuh gejolak. Masa pemerintahan Elah yang hanya berlangsung dua tahun menunjukkan adanya konflik internal dan tantangan terhadap otoritasnya. Tirza, tempat Elah memerintah, merupakan kota penting dan ibu kota Israel sebelum Samaria. Periode singkat pemerintahan Elah ini merupakan bagian dari narasi yang lebih besar mengenai kerajaan yang terpecah antara Israel dan Yehuda, di mana kepemimpinan sering kali ditandai oleh kekerasan dan kekacauan. Ayat ini mencerminkan tema lebih luas dalam Alkitab mengenai konsekuensi dari pilihan kepemimpinan dan pengaruh ilahi dalam pemerintahan bangsa. Ini juga mengingatkan kita akan pentingnya kepemimpinan yang benar dan dampaknya terhadap stabilitas serta kemakmuran suatu bangsa.
Konteks sejarah dari ayat ini memberikan wawasan tentang dinamika politik pada masa itu, di mana kerajaan utara Israel mengalami perubahan kepemimpinan yang sering, sering kali akibat kudeta dan pembunuhan. Ketidakstabilan ini kontras dengan pemerintahan yang lebih stabil di Yehuda, menyoroti pentingnya pemerintahan yang setia dan adil seperti yang terlihat dalam narasi Alkitab.