Di tengah kekeringan yang parah, Elia, seorang nabi Tuhan, bertemu dengan seorang janda di Zarefat. Saat ia meminta air, ia juga meminta sepotong roti. Permintaan ini sangat berarti karena janda tersebut berada dalam situasi yang putus asa, dengan hampir tidak ada makanan untuk dirinya dan anaknya. Permintaan berani Elia adalah ujian iman bagi keduanya. Ini menunjukkan pentingnya mempercayai penyediaan Tuhan, bahkan ketika keadaan tampak sulit.
Respon janda, seiring berjalannya cerita, menunjukkan kesediaannya untuk memberi meskipun ia sendiri membutuhkan. Tindakannya yang penuh iman mengarah pada penyediaan yang ajaib, di mana kendi tepung dan kendi minyaknya tidak pernah habis. Narasi ini mengajarkan bahwa iman dan ketaatan dapat membawa berkat yang tak terduga. Ini mendorong para percaya untuk mempercayai janji Tuhan dan untuk bersikap dermawan, mengetahui bahwa Tuhan dapat memberikan dengan melimpah bahkan di saat-saat kekurangan. Kisah ini adalah pengingat yang kuat akan kesetiaan Tuhan dan berkat yang datang dari mempercayai-Nya.