Elia berada dalam situasi yang menantang di mana ia adalah satu-satunya nabi TUHAN yang berdiri melawan banyaknya nabi Baal. Skenario ini menekankan tema kesetiaan dan keberanian di tengah kesulitan. Kesediaan Elia untuk berdiri sendirian demi imannya adalah bukti kuat dari dedikasi dan kepercayaannya kepada Tuhan. Dalam masyarakat yang sebagian besar telah berpaling dari penyembahan kepada Tuhan yang benar, sikap soliter Elia menyoroti pentingnya tetap setia pada keyakinan seseorang, bahkan ketika tampaknya seluruh dunia melawan kita. Momen ini juga mempersiapkan panggung untuk konfrontasi dramatis di Gunung Karmel, di mana iman Elia dan kuasa Tuhan ditunjukkan dengan jelas. Bagi para percaya modern, contoh Elia menjadi sumber inspirasi untuk tetap teguh dalam iman mereka, mempercayai bahwa Tuhan akan mendukung dan membenarkan mereka, bahkan ketika mereka merasa terpinggirkan atau tidak memiliki dukungan. Ini mendorong ketergantungan pada kekuatan Tuhan daripada pada jumlah atau persetujuan manusia.
Elia mengingatkan kita bahwa iman yang tulus sering kali harus berjuang melawan arus, dan bahwa Tuhan selalu ada untuk mereka yang setia kepada-Nya.