Pada masa Maccabees, pembangunan mezbah baru di tengah kota Jerusalem menjadi tanda jelas pengaruh budaya Hellenistik yang semakin kuat di kalangan masyarakat Yahudi. Mezbah ini bukan hanya sekadar tempat untuk mempersembahkan korban, tetapi juga mencerminkan pergeseran nilai-nilai tradisional yang sering menekankan pemisahan dari pengaruh pagan. Tindakan ini merupakan bagian dari tren yang lebih luas yaitu Hellenisasi, di mana bahasa, seni, dan filsafat Yunani mulai meresap ke dalam masyarakat Yahudi.
Mezbah tersebut lebih dari sekadar struktur fisik; ia menjadi simbol daya tarik dan tekanan untuk berasimilasi dengan budaya dominan pada waktu itu. Bagi banyak orang Yahudi, hal ini menimbulkan tantangan terhadap identitas dan praktik keagamaan mereka, yang menyebabkan konflik internal dan perdebatan tentang bagaimana berinteraksi dengan dunia sekitar sambil tetap setia pada warisan mereka. Ketegangan antara asimilasi budaya dan kesetiaan religius adalah tema yang relevan bagi banyak komunitas iman saat ini, saat mereka menghadapi kompleksitas mempertahankan keyakinan mereka dalam dunia yang beragam dan sering sekuler.