Di tengah periode penuh gejolak Revolusi Makabe, kedatangan Alexander Epiphanes, putra Antiochus, di Ptolemais menjadi langkah penting. Kota ini, yang terletak secara strategis, menjadi titik awal pemerintahannya. Rakyat Ptolemais menyambutnya dengan antusiasme, yang menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintahan sebelumnya atau harapan akan perubahan di bawah kepemimpinan Alexander. Peristiwa ini merupakan bagian dari narasi yang lebih besar mengenai perjuangan Makabe untuk otonomi dan identitas di tengah pengaruh Helenistik.
Kedatangan Alexander Epiphanes menandai momen penting dalam lanskap politik yang berubah, di mana berbagai faksi bersaing untuk mendapatkan kontrol dan pengaruh. Sambutan hangat yang diterimanya mungkin mencerminkan aspirasi rakyat akan stabilitas atau masa depan yang lebih baik di bawah pemerintahannya. Penjelasan ini menekankan sifat kekuasaan yang cair selama era ini, dengan pemimpin yang muncul dan jatuh seiring pergeseran aliansi. Ini juga menyoroti ketahanan dan kemampuan beradaptasi rakyat, yang berusaha menavigasi perubahan ini sambil berjuang untuk perdamaian dan kemakmuran.