Pengangkatan Simon sebagai imam besar merupakan peristiwa penting bagi bangsa Yahudi yang sedang mengalami masa ketidakpastian politik dan religius. Jabatan imam besar bukan hanya sekadar peran religius, tetapi juga posisi yang memiliki pengaruh politik. Dengan menerima jubah ungu dan mahkota, Simon diakui sebagai pemimpin spiritual dan politik. Peran ganda ini sangat penting dalam menyatukan rakyat dan memberikan mereka sosok yang dapat memimpin dalam hal religius maupun sekuler.
Sukacita rakyat mencerminkan kerinduan mereka akan stabilitas dan kepemimpinan yang benar. Di saat kekuatan eksternal mengancam cara hidup mereka, kepemimpinan Simon menawarkan harapan dan rasa kontinuitas dengan tradisi mereka. Pengangkatannya menjadi tanda bahwa identitas budaya dan religius mereka dapat dipertahankan dan diperkuat. Peristiwa ini menekankan pentingnya kepemimpinan yang sejalan dengan nilai-nilai dan keyakinan komunitas, memberikan bimbingan dan mendorong persatuan. Ini juga menyoroti kekuatan simbol-simbol, seperti jubah ungu dan mahkota, dalam menegaskan otoritas dan menginspirasi kepercayaan di antara rakyat.