Saat Mattathias mendekati akhir hidupnya, ia menyampaikan pengamatan yang mendalam kepada putra-putranya tentang dunia di sekitar mereka. Ia mencatat bahwa kesombongan dan penghinaan telah menjadi kekuatan dominan, menunjukkan masyarakat yang telah menyimpang dari kebenaran dan keadilan. Masa ini ditandai dengan bencana dan kemarahan, mencerminkan waktu yang penuh gejolak yang dihadapi oleh bangsa Yahudi di bawah kekuasaan yang menindas. Kata-kata Mattathias bukan hanya sekadar keluhan, tetapi juga seruan untuk putra-putranya agar tetap teguh dalam iman dan menolak pengaruh negatif dari lingkungan mereka.
Pidatonya berfungsi sebagai pengingat abadi akan pentingnya mempertahankan prinsip dan nilai-nilai seseorang, bahkan ketika menghadapi tantangan yang luar biasa. Bagi umat Kristen saat ini, pesan ini menekankan perlunya ketahanan spiritual dan keberanian untuk mempertahankan keyakinan di tengah kesulitan. Ini mendorong para percaya untuk tetap waspada dan proaktif dalam memelihara iman mereka serta menjadi sumber kekuatan dan harapan di dunia yang sering kali tampak dikuasai oleh negativitas dan konflik.