Yudas Makabe, seorang pemimpin dalam perlawanan Yahudi terhadap penindasan Helenistik, memulai misi ke tanah Filistin bersama pasukannya. Tujuan mereka adalah menghancurkan altar dan patung yang mewakili dominasi asing dan korupsi agama. Dengan membakar gambar-gambar ini hingga menjadi abu, mereka tidak hanya menghilangkan simbol-simbol penindasan secara fisik, tetapi juga membuat pernyataan kuat tentang pembersihan dan pembaruan spiritual. Tindakan ini merupakan bagian dari perjuangan yang lebih luas untuk mempertahankan identitas agama dan budaya mereka dari kekuatan yang berusaha untuk mengasimilasi dan menghapusnya.
Penghancuran altar dan patung-patung ini melambangkan komitmen yang lebih dalam terhadap iman dan warisan mereka. Ini mencerminkan tekad untuk menolak penyembahan berhala dan tetap setia kepada penyembahan Tuhan yang satu. Penjarahan kota-kota dan kembalinya ke Yehuda menekankan aspek praktis dan strategis dari kampanye mereka, saat mereka mengumpulkan sumber daya untuk mendukung perjuangan mereka menuju kebebasan. Narasi ini mendorong para pengikut untuk tetap teguh dalam keyakinan mereka dan secara aktif melawan pengaruh yang mengancam integritas spiritual mereka.