Hannah mendekati Eli, imam, dengan kerendahan hati dan rasa hormat, mengingatkan dia tentang kunjungan sebelumnya ketika ia berdoa dengan sungguh-sungguh untuk seorang anak. Panggilannya, "Maafkan saya, tuanku," menunjukkan penghormatan dan ketulusan niatnya. Kisah Hannah adalah kesaksian yang kuat tentang kekuatan doa yang terus-menerus dan iman yang tak tergoyahkan. Ia telah mengalami kesedihan karena tidak memiliki anak, namun ia beralih kepada Tuhan dengan permohonan yang tulus. Kembalinya Hannah kepada Eli sangat berarti karena menunjukkan rasa syukurnya dan komitmennya untuk memenuhi nazar yang ia buat kepada Tuhan. Dengan mendedikasikan anaknya, Samuel, kepada Tuhan, Hannah mencontohkan ketidakegoisan dan pengabdian. Narasi ini mendorong para percaya untuk mempercayai kesetiaan Tuhan, bahkan ketika menghadapi masa-masa menunggu yang panjang atau ketidakpastian. Ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menepati janji, terutama yang dibuat kepada Tuhan, dan sukacita yang datang dari melihat doa terjawab dengan cara yang tak terduga.
Dan ia berkata: "Tuhanku, jika Engkau sungguh-sungguh memperhatikan penderitaan hamba-Mu ini dan mengingat hamba-Mu serta tidak melupakan hamba-Mu, tetapi memberikan kepada hamba-Mu seorang anak laki-laki, maka aku akan menyerahkannya kepada TUHAN seumur hidupnya, dan rambutnya tidak akan pernah dipotong."
1 Samuel 1:26
FaithAi Menjelaskan
Mulai Perjalanan Spiritual Anda Hari Ini
Hanya butuh 15 detik untuk mendaftar. Unduh FaithAi dan buat akun sekarang, dan Anda akan dapat mulai menjelajahi Firman Tuhan dan memperkuat iman Anda hari ini. Perjalanan Anda menuju hubungan yang lebih dalam dengan Kristus dimulai dengan sentuhan sederhana.
Para orang percaya memperdalam iman mereka dengan FaithAi
Ribuan pengguna mengalami pertumbuhan spiritual harian dan hubungan yang diperbaharui dengan Tuhan.