Samuel mengajak bangsa Israel untuk berkumpul di Gilgal guna menegaskan kembali peran Saul sebagai raja. Acara ini sangat penting karena menandai momen persatuan dan konsolidasi bagi bangsa Israel. Setelah kemenangan Saul atas orang Ammon, rakyat sangat ingin memperkuat kepemimpinannya. Dengan memperbarui kepemimpinan di Gilgal, Samuel memastikan bahwa otoritas Saul diakui tidak hanya oleh segelintir orang, tetapi oleh seluruh bangsa. Tindakan pembaruan ini adalah peristiwa politik dan spiritual, menekankan pentingnya petunjuk Tuhan dalam kepemimpinan Israel.
Perkumpulan di Gilgal juga mengingatkan bangsa Israel akan perjanjian mereka dengan Tuhan. Ini adalah panggilan untuk mengingat sejarah bersama mereka dan janji ilahi yang telah membimbing mereka. Tindakan memperbarui kepemimpinan juga merupakan momen komitmen kembali terhadap iman mereka dan tanggung jawab yang menyertainya. Ini menyoroti kebutuhan akan persatuan dan tujuan kolektif dalam menghadapi tantangan. Pembaruan ini adalah pengingat yang kuat bahwa kepemimpinan di Israel bukan hanya tentang kekuasaan politik, tetapi tentang melayani di bawah arahan Tuhan dan memastikan kesejahteraan seluruh komunitas.