Dalam masa kesulitan yang besar, Raja Saul mencari petunjuk saat ia menghadapi tentara Filistin yang tangguh. Setelah kehilangan kasih karunia Tuhan dan tidak dapat menerima jawaban melalui nabi atau mimpi, keputusasaan Saul membawanya untuk mencari seorang peramal, meskipun ia sebelumnya telah melarang praktik semacam itu di Israel. Tindakan Saul yang beralih kepada peramal di En-Dor menandai penyimpangan signifikan dari komitmennya terhadap hukum Tuhan. Tindakan ini menunjukkan kecenderungan manusia untuk mencari kontrol dan jawaban di saat ketakutan, meskipun itu berarti mengorbankan nilai-nilai yang diyakini.
Narasi ini berfungsi sebagai kisah peringatan tentang konsekuensi dari ketidaktaatan dan pentingnya mempertahankan iman, bahkan ketika bimbingan ilahi tampak tidak ada. Ini menggambarkan tantangan spiritual dan moral yang dihadapi para pemimpin serta kebutuhan mendesak untuk tetap teguh dalam iman. Kisah Saul mengajak kita untuk merenungkan ke mana kita mencari petunjuk dan pentingnya menyelaraskan tindakan kita dengan keyakinan kita, mempercayai waktu dan kebijaksanaan Tuhan, bahkan ketika jalan ke depan tampak tidak jelas.