Dalam narasi jatuhnya Dagon, orang Filistin telah menangkap Kotak Perjanjian dan menempatkannya di kuil dewa mereka, Dagon, sebagai tanda kemenangan. Namun, pada pagi berikutnya, mereka menemukan Dagon tergeletak di depan Kotak, dengan kepala dan tangannya terputus. Adegan dramatis ini menekankan ketidakberdayaan berhala ketika dihadapkan dengan kekuatan sejati Tuhan. Kepala dan tangan Dagon yang terputus tergeletak di ambang pintu menandakan kekalahan dan penghinaan dewa-dewa palsu di hadapan Yang Mahakuasa.
Peristiwa ini adalah pengingat yang kuat tentang sia-sianya penyembahan berhala dan supremasi Tuhan. Ini menekankan bahwa tidak peduli seberapa kuat atau dihormatinya dewa palsu, ia tidak dapat bertahan di hadapan Tuhan yang sejati. Kisah ini mendorong para percaya untuk menempatkan kepercayaan mereka hanya kepada Tuhan, mengakui otoritas dan kekuatan-Nya yang tiada bandingnya. Ini juga berfungsi sebagai peringatan untuk tidak menempatkan iman pada apa pun selain Tuhan, karena segala sesuatu yang lain pada akhirnya tidak berdaya dan sementara.