Tabut Perjanjian, simbol suci kehadiran Tuhan, telah berada di tangan orang Filistin. Kembalinya ke Israel menandai momen penting intervensi ilahi dan pemulihan. Saat Tabut tiba di ladang Yosua di Bet-Semes, orang Israel mengekspresikan sukacita dan rasa syukur mereka melalui ibadah. Mereka membongkar kereta dan menggunakan kayunya, bersama dengan sapi yang membawa Tabut, untuk mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan. Tindakan pengorbanan ini adalah ungkapan penghormatan yang mendalam dan pengakuan atas kedaulatan Tuhan.
Batu besar di samping tempat kereta berhenti menjadi altar, melambangkan tempat pertemuan antara Tuhan dan umat-Nya. Persembahan ini menandakan pembaruan hubungan perjanjian, menyoroti pentingnya ibadah dan ucapan syukur dalam kehidupan komunitas. Peristiwa ini menekankan tema kesetiaan Tuhan dan respons pengabdian umat-Nya. Ini mengingatkan kita bahwa ibadah yang sejati melibatkan pengakuan akan kehadiran Tuhan dan merespons dengan rasa syukur dan pengorbanan yang tulus.