Di saat persatuan Israel terpecah, para pemimpin mengambil langkah berani untuk memanggil semua orang dari seluruh tanah, dari Beersheba di selatan hingga Dan di utara, untuk datang ke Yerusalem. Panggilan ini ditujukan untuk merayakan Paskah, sebuah festival yang memiliki makna sejarah dan spiritual yang dalam, karena memperingati pembebasan umat Israel dari perbudakan di Mesir. Keputusan untuk mengeluarkan pengumuman ini merupakan langkah menuju pembaruan spiritual dan persatuan nasional. Ini adalah pengakuan akan kebutuhan untuk kembali kepada praktik dan tradisi yang diperintahkan oleh Tuhan, yang telah lama diabaikan. Dengan mengundang semua orang untuk berpartisipasi, para pemimpin mendorong rasa komunitas dan iman bersama. Tindakan berkumpul untuk Paskah ini bukan hanya tentang melaksanakan ritual; ini adalah tentang menghidupkan kembali hubungan antara umat dan Tuhan, serta di antara sesama umat. Penekanan pada merayakan sesuai dengan apa yang tertulis menegaskan pentingnya mematuhi petunjuk ilahi dan berkat yang datang dari ketaatan tersebut.
Melalui perayaan Paskah ini, umat diajak untuk merenungkan kembali makna kebebasan dan kasih Tuhan yang telah menyelamatkan mereka. Ini adalah momen untuk memperbaharui komitmen mereka kepada Tuhan dan satu sama lain, serta untuk merayakan identitas mereka sebagai umat pilihan Allah.