Kesedihan yang sesuai dengan kehendak Allah adalah pengalaman yang mengubah hidup, yang berasal dari pengakuan tulus atas dosa-dosa seseorang dan keinginan untuk sejalan dengan kehendak Tuhan. Ini bukan sekadar merasa buruk karena tertangkap atau menghadapi konsekuensi; melainkan pengakuan bahwa tindakan seseorang telah menyimpang dari jalan kebenaran. Kesedihan ini mendorong pertobatan, yaitu keputusan yang tulus untuk mengubah cara hidup dan mencari pengampunan. Pertobatan lebih dari sekadar merasa menyesal; ini melibatkan usaha sadar untuk menjauh dari dosa dan hidup sesuai dengan ajaran Tuhan. Proses ini mengarah pada keselamatan, yaitu pembebasan dari dosa dan konsekuensi kekal, menawarkan awal baru dan hidup yang penuh harapan serta tujuan.
Di sisi lain, kesedihan duniawi ditandai oleh penyesalan yang berfokus pada diri sendiri dan kehilangan kenyamanan atau reputasi pribadi. Ini tidak menghasilkan perubahan yang tulus atau pertumbuhan spiritual, tetapi malah menciptakan siklus rasa bersalah dan keputusasaan. Kesedihan duniawi dapat mengakibatkan perasaan putus asa dan kematian spiritual, karena tidak memiliki kekuatan penebusan yang berasal dari keselarasan dengan kehendak Tuhan. Memahami perbedaan antara kedua jenis kesedihan ini dapat membimbing individu dalam perjalanan spiritual mereka, mendorong mereka untuk mencari hubungan yang lebih dalam dan bermakna dengan Tuhan.