Nicanor yang berniat membangun monumen untuk memperingati kemenangan yang diharapkannya atas Yudas Makabe dan pasukannya adalah gambaran jelas dari kebanggaan dan anggapan manusia. Tindakan kesombongan ini mencerminkan tema umum dalam literatur Alkitab: bahaya dari kesombongan. Keyakinan Nicanor pada kekuatannya sendiri dan anggapan bahwa ia dapat dengan mudah mengalahkan Yudas menunjukkan kurangnya kerendahan hati dan kesadaran akan penyelenggaraan ilahi. Sepanjang Alkitab, cerita sering menunjukkan bahwa mereka yang meninggikan diri akan direndahkan, sementara mereka yang merendahkan diri akan ditinggikan.
Dalam konteks 2 Makabe, ayat ini berfungsi sebagai pendahuluan bagi peristiwa yang akan terjadi di mana intervensi ilahi memainkan peran penting. Ini mengingatkan pembaca bahwa kemenangan dan kehormatan sejati tidak datang dari pengagungan diri, tetapi dari keselarasan dengan kehendak dan tujuan Allah. Narasi ini mendorong para percaya untuk mempercayai keadilan Allah dan tetap teguh dalam iman, bahkan ketika menghadapi tantangan yang tampaknya tidak teratasi. Pesan ini bergema di seluruh tradisi Kristen, menekankan pentingnya kerendahan hati, iman, dan ketergantungan pada kekuatan Allah daripada kekuatan sendiri.