Penguburan Absalom dalam sebuah lubang yang ditimbun batu adalah akhir yang suram bagi kehidupannya yang penuh gejolak. Sebagai putra Raja Daud, Absalom memiliki potensi untuk mencapai kebesaran, namun pilihannya membawanya ke jalan pemberontakan terhadap ayahnya. Tindakan pemberontakan ini, yang didorong oleh ambisi dan kesombongan, pada akhirnya mengarah pada kejatuhannya. Cara penguburannya, tanpa kehormatan atau upacara, menekankan konsekuensi dari tindakannya dan hilangnya potensi yang datang dengan memilih jalan penentangan.
Pelarian bangsa Israel ke rumah mereka setelah kematian Absalom menandakan runtuhnya pemberontakannya dan pemulihan kekuasaan Daud. Ini menyoroti kebodohan melawan pemimpin yang diurapi Tuhan dan kedamaian yang mengikuti pemulihan kepemimpinan yang sah. Bagian ini menjadi pengingat yang kuat akan bahaya kesombongan dan pentingnya kerendahan hati serta penyerahan kepada kehendak Tuhan. Ini juga menggambarkan tema keadilan dan belas kasihan, di mana Daud meratapi Absalom meskipun pengkhianatannya, mencerminkan kompleksitas hubungan manusia dan pengampunan ilahi.