Abner, seorang pemimpin militer kunci, sangat tersinggung oleh tuduhan Isyboset. Kesetiaannya kepada keluarga Saul tidak pernah goyah, dan ia tidak mengkhianati Isyboset kepada Daud, meskipun ada konflik yang sedang berlangsung antara kedua faksi. Tuduhan tersebut melibatkan seorang wanita, yang dalam konteks budaya dapat berarti pelanggaran kehormatan atau kesetiaan, sesuatu yang sangat serius bagi Abner. Pertanyaan retorisnya, "Apakah aku ini anjing yang mati?" mencerminkan kemarahannya dan penghinaan yang ia rasakan. Anjing sering dianggap sebagai hewan yang najis, dan disebut demikian adalah penghinaan yang dalam.
Insiden ini mengungkapkan sifat rapuh dari aliansi politik dan kebanggaan pribadi yang dapat memengaruhi keputusan. Kemarahan Abner bukan hanya tentang tuduhan tersebut, tetapi juga tentang kurangnya kepercayaan dan rasa hormat yang ditunjukkan kepadanya. Ini menyoroti pentingnya komunikasi dan pemahaman dalam menjaga hubungan, terutama dalam kepemimpinan. Bagian ini menjadi pengingat akan kompleksitas interaksi manusia dan perlunya kebijaksanaan serta ketajaman dalam menyelesaikan konflik.