Daniel menceritakan waktu disiplin spiritual yang intens, di mana ia menghindari makanan yang enak, daging, dan anggur, serta tidak menggunakan minyak selama tiga minggu. Periode puasa ini bukan hanya tentang menolak kesenangan fisik, tetapi merupakan tindakan pengabdian dan kerendahan hati yang mendalam di hadapan Tuhan. Dengan mengesampingkan kenyamanan ini, Daniel menunjukkan keinginan yang kuat untuk fokus pada hal-hal spiritual dan mencari petunjuk ilahi. Puasa sering dianggap sebagai cara untuk memurnikan diri, membersihkan pikiran dan jiwa dari gangguan, serta menunjukkan kesungguhan dalam doa dan meditasi.
Dalam konteks ini, tindakan Daniel mencerminkan tema umum dalam Alkitab di mana penghindaran fisik terkait dengan kesiapan dan penerimaan spiritual. Ini menekankan keyakinan bahwa terkadang, untuk mendengar suara Tuhan atau memahami kehendak-Nya, seseorang harus menjauh dari gangguan kehidupan sehari-hari dan fokus ke dalam diri. Komitmen Daniel menjadi contoh bagaimana orang percaya dapat mempersiapkan diri untuk menerima wawasan atau wahyu spiritual, menekankan nilai disiplin dan pengorbanan dalam perjalanan spiritual seseorang.