Perkenalan Esther kepada Raja Ahasyweros adalah momen penting dalam narasi alkitabiah, terjadi pada bulan kesepuluh, Tebet, di tahun ketujuh pemerintahan Xerxes. Peristiwa yang tampaknya sederhana ini sarat dengan makna yang lebih dalam, karena menyiapkan panggung bagi kebangkitan Esther ke posisi berpengaruh di dalam Kekaisaran Persia. Meskipun awalnya tidak dikenal dan menghadapi berbagai tantangan, perjalanan Esther menuju istana adalah bukti tangan Tuhan yang tidak terlihat bekerja dalam kehidupan umat-Nya.
Kisahnya mengingatkan kita bagaimana Tuhan dapat menggunakan individu biasa untuk memenuhi tujuan yang luar biasa. Penempatan Esther di istana kerajaan bukanlah kebetulan, tetapi bagian dari rencana ilahi untuk melindungi dan menyelamatkan umat Yahudi dari bahaya yang mengancam. Keberanian dan kesediaannya untuk mengambil peran tersebut, meskipun ada risiko, menggambarkan pentingnya iman dan ketaatan. Narasi ini mendorong para percaya untuk menyadari bahwa Tuhan dapat menggunakan keadaan dan posisi unik mereka untuk kemuliaan-Nya yang lebih besar dan untuk kebaikan orang lain.