Perintah untuk memakan roti yang tidak beragi selama Paskah memiliki makna yang sangat simbolis. Ini menandai pelarian umat Israel dari perbudakan di Mesir, sebuah momen penting dalam sejarah mereka. Keberangkatan yang tergesa-gesa berarti tidak ada waktu untuk membiarkan roti mengembang, sehingga tradisi memakan roti yang tidak beragi muncul. Tindakan ini menjadi pengingat akan pembebasan Tuhan yang cepat dan urgensi panggilan-Nya menuju kebebasan.
Roti yang tidak beragi, yang bebas dari ragi, melambangkan kemurnian dan ketiadaan dosa. Pada zaman Alkitab, ragi sering digunakan sebagai metafora untuk dosa, yang dapat menyebar dan tumbuh jika tidak ditangani. Dengan menghilangkan ragi dari rumah dan makanan mereka selama periode ini, umat Israel diingatkan untuk memurnikan diri secara spiritual, berusaha menghapus dosa dari hidup mereka. Praktik ini mendorong setiap orang untuk merenungkan perjalanan spiritual mereka sendiri, berusaha mencapai kekudusan dan hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan.
Pelaksanaan perintah ini juga menyoroti pentingnya mengingat dan menghormati tindakan keselamatan Tuhan di masa lalu, memperkuat iman dan kepercayaan akan bimbingan dan perlindungan-Nya yang berkelanjutan.