Dalam suratnya kepada jemaat Galatia, Paulus membahas masalah apakah orang-orang non-Yahudi yang beralih ke Kristen harus mengikuti hukum-hukum Yahudi, seperti sunat. Ia menjelaskan dengan tegas bahwa dalam Kristus, ritual-ritual eksternal ini tidak relevan. Yang benar-benar penting adalah iman, dan iman ini harus aktif dan hidup, diwujudkan melalui kasih. Pengajaran ini menekankan prinsip inti Kristen bahwa keselamatan dan kebenaran datang melalui iman kepada Yesus Kristus, bukan melalui kepatuhan pada hukum atau ritual eksternal.
Pesan Paulus adalah seruan untuk fokus pada hati dan kekuatan transformasi dari iman. Iman yang sejati bukanlah pasif; ia dinamis dan terwujud dalam kasih. Kasih adalah bukti dari iman, dan melalui tindakan kasih itulah para percaya menunjukkan komitmen mereka kepada Kristus. Perspektif ini mendorong orang Kristen untuk memprioritaskan hubungan mereka dengan Tuhan dan sesama, membina komunitas di mana kasih menjadi prinsip panduan. Ini menantang para percaya untuk melihat melampaui sekadar pengamatan religius dan mewujudkan iman mereka dalam cara-cara yang nyata dan penuh kasih.