Dalam bagian ini, nabi Habakuk membahas konsekuensi dari kesombongan dan kegagalan moral. Gambaran tentang dipenuhi dengan rasa malu alih-alih kejayaan berfungsi sebagai pengingat yang kuat akan sifat sementara dari kesuksesan duniawi ketika dibangun di atas ketidakadilan. Panggilan untuk "meminum dan biarkan ketelanjanganmu terbongkar" menunjukkan bahwa mereka yang bertindak dengan kesombongan dan penindasan pada akhirnya akan menghadapi pengungkapan dan penghinaan. Ini adalah metafora yang jelas untuk mengalami akibat dari tindakan seseorang, mirip dengan meminum dari cawan yang membawa kepada kejatuhan seseorang.
Referensi tentang "cawan dari tangan kanan Tuhan" menandakan pembalasan ilahi. Dalam istilah alkitabiah, tangan kanan Tuhan sering melambangkan kekuasaan dan otoritas, menunjukkan bahwa konsekuensinya bukan hanya alami tetapi ditentukan secara ilahi. Bagian ini berfungsi sebagai peringatan terhadap kesombongan dan eksploitasi, mendesak individu dan bangsa untuk mengejar keadilan dan kerendahan hati. Ini meyakinkan orang percaya bahwa Tuhan menyadari ketidakadilan dan pada akhirnya akan membawa keadilan. Ayat ini mendorong introspeksi dan komitmen untuk menjalani hidup yang selaras dengan prinsip-prinsip Tuhan, menekankan bahwa kejayaan sejati ditemukan dalam kebenaran dan kerendahan hati.