Hikmat surgawi memiliki kemurnian yang membedakannya dari hikmat duniawi. Ia tidak ternoda oleh ambisi egois atau penipuan. Hikmat ini mempromosikan kedamaian, mendorong kita untuk mencari harmoni dan pengertian dalam hubungan kita. Ia bersikap penuh perhatian, memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang lain, serta bersikap lembut, mau mendengarkan dan mengalah daripada bersikeras pada kehendak kita sendiri. Belas kasihan adalah komponen kunci, mendorong kita untuk memaafkan dan menunjukkan kasih sayang, sedangkan buah-buah baik merujuk pada tindakan positif dan hasil yang muncul dari hidup dengan bijak.
Hikmat ini juga tidak memihak, artinya tidak menunjukkan favoritisme atau bias, memperlakukan semua orang dengan adil dan benar. Ketulusan adalah ciri lainnya, karena hikmat ini tulus dan bebas dari kemunafikan, memastikan bahwa tindakan kita sejalan dengan kata-kata kita. Dengan mewujudkan atribut-atribut ini, kita tidak hanya memperkaya hidup kita sendiri tetapi juga memberikan dampak positif bagi orang-orang di sekitar kita, menciptakan komunitas yang mencerminkan kasih dan anugerah Tuhan.