Dalam ayat ini, gambaran tentang pemberontak yang keras hati melukiskan individu yang telah menjauh dari kebenaran dan keadilan. Hati mereka digambarkan sebagai tidak mau mengalah, seperti tembaga dan besi, yang dikenal karena kekuatan dan ketahanannya. Metafora ini menyoroti keteguhan hati mereka dan ketidakmauan untuk berubah atau menerima koreksi. Referensi terhadap fitnah menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak hanya memberontak tetapi juga merugikan orang lain, menyebarkan kebohongan dan perpecahan.
Penggunaan logam seperti tembaga dan besi, meskipun kuat, juga menyiratkan kurangnya penyempurnaan dan nilai dibandingkan logam berharga seperti emas atau perak. Ini menunjukkan bahwa meskipun mereka tampak kuat dari luar, terdapat cacat yang mendasar dalam karakter mereka. Ayat ini berfungsi sebagai pesan peringatan tentang bahaya menjadi korup secara spiritual dan moral. Ini mengajak pembaca untuk merenungkan hidup mereka sendiri, mendorong keterbukaan terhadap pertumbuhan dan transformasi, serta kesediaan untuk menjauh dari perilaku yang merusak.