Reaksi kerumunan terhadap perkataan Yesus mengungkapkan kesalahpahaman yang signifikan tentang sifat Mesias. Mereka akrab dengan nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama yang berbicara tentang pemerintahan abadi Mesias, yang membuat mereka percaya bahwa Mesias tidak akan mati. Ketika Yesus berbicara tentang "ditinggikan," yang merujuk pada penyaliban-Nya yang akan datang, hal ini bertentangan dengan harapan mereka. Mereka mempertanyakan bagaimana Anak Manusia, sebutan yang sering digunakan Yesus untuk diri-Nya, dapat diasosiasikan dengan penderitaan dan kematian. Momen ini menekankan tantangan untuk mendamaikan harapan manusia dengan rencana Tuhan. Misi Yesus melibatkan bukan hanya mendirikan kerajaan abadi tetapi juga jalan pengorbanan menuju keselamatan melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Bacaan ini mengundang para pengikut untuk merenungkan misteri cara-cara Tuhan dan pemenuhan janji-janji-Nya dengan cara yang tak terduga. Ini mendorong iman yang lebih dalam yang mempercayai kebijaksanaan Tuhan, bahkan ketika itu bertentangan dengan logika atau harapan manusia.
Dengan memahami konteks ini, kita diajak untuk melihat bahwa perjalanan iman sering kali melibatkan pertanyaan dan keraguan, tetapi juga merupakan kesempatan untuk lebih dekat dengan Tuhan dan memahami rencana-Nya yang lebih besar.