Suku Efraim dan Manasye, keturunan Yusuf, menyampaikan kekhawatiran mereka tentang tanah yang telah mereka terima. Mereka merasa bahwa daerah pegunungan terlalu kecil untuk menampung populasi mereka yang terus berkembang. Selain itu, mereka merasa terintimidasi oleh orang Kanaan yang mendiami dataran, terutama karena musuh-musuh ini memiliki kereta api besi, yang merupakan keuntungan militer yang signifikan pada masa itu. Situasi ini menyoroti tema umum dalam Alkitab: ketegangan antara keterbatasan manusia dan janji ilahi. Meskipun kekuatan musuh mereka tampak besar, orang Israel diingatkan untuk percaya pada penyediaan dan kekuatan Tuhan.
Pesan ini berfungsi sebagai metafora bagi umat percaya modern, menggambarkan pentingnya iman dan ketekunan. Ini mendorong individu untuk menghadapi ketakutan dan tantangan mereka dengan keyakinan pada bimbingan dan dukungan Tuhan. Pesannya jelas: meskipun rintangan mungkin tampak tak teratasi, mengandalkan kekuatan ilahi dapat membawa kepada kemenangan bahkan atas tantangan yang paling menakutkan.