Seorang lelaki tua dari daerah pegunungan Efraim, yang tinggal di Gibeah, kembali dari pekerjaannya di ladang. Kehadirannya dalam narasi ini sangat penting karena memperkenalkan karakter yang nantinya akan menunjukkan keramahan kepada seorang pengembara yang membutuhkan. Setting ini menekankan harapan budaya dan moral tentang keramahan di Israel kuno, di mana menawarkan tempat berlindung dan perlindungan kepada orang asing adalah nilai yang sangat dijunjung tinggi. Tindakan lelaki tua ini kontras dengan perilaku penduduk setempat, menyoroti ketegangan antara ideal keramahan dan kenyataan perilaku manusia.
Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya kebaikan dan kemurahan hati, terutama terhadap mereka yang rentan atau membutuhkan. Ini menantang kita untuk merenungkan kesediaan kita untuk memberikan bantuan dan menyambut orang lain, mewujudkan kasih dan belas kasih yang menjadi inti dari iman Kristen. Dengan fokus pada tindakan lelaki tua ini, kita diingatkan akan dampak dari kebaikan satu orang di dunia di mana nilai-nilai tersebut sering kali terabaikan oleh ketidakpedulian atau permusuhan.