Tanggapan Gideon terhadap panggilan Tuhan mengungkapkan perasaan ketidakcukupan dan kerendahan hati. Ia mempertanyakan bagaimana ia bisa menyelamatkan Israel, menunjukkan bahwa klannya adalah yang terlemah di suku Manasye dan bahwa ia adalah yang terkecil dalam keluarganya. Ini mencerminkan tema yang berulang dalam Alkitab di mana Tuhan memilih individu yang tampaknya tidak mungkin untuk melaksanakan rencana-Nya. Kerendahan hati dan keraguan diri Gideon sangat dapat dipahami, karena banyak orang merasa tidak layak atau tidak mampu untuk menjalankan peran yang signifikan. Namun, bagian ini menekankan gagasan bahwa Tuhan sering bekerja melalui mereka yang rendah hati dan tampaknya lemah, menunjukkan bahwa kuasa-Nya menjadi sempurna dalam kelemahan manusia.
Narasi ini mendorong orang percaya untuk mempercayai kebijaksanaan dan kekuatan Tuhan, bahkan ketika mereka merasa tidak memadai. Ini menjadi pengingat bahwa Tuhan mempersiapkan mereka yang Ia panggil, dan bahwa keterbatasan kita tidak menghalangi tujuan-Nya. Kisah Gideon adalah bukti kekuatan transformasi dari iman dan ketaatan, menunjukkan bahwa dengan bantuan Tuhan, siapa pun dapat bangkit dan mencapai hal-hal besar, terlepas dari latar belakang atau keterbatasan yang dianggapnya ada.