Yesus mengucapkan kata-kata ini setelah seorang wanita mengurapi-Nya dengan minyak wangi yang mahal, sebuah tindakan cinta dan pengabdian yang mendalam. Meskipun ada kritik dari orang lain yang menganggapnya sebagai pemborosan, Yesus membela wanita itu, mengakui makna spiritual dari gesturnya. Dia memastikan bahwa kisahnya akan diceritakan di mana pun Injil diberitakan, menyoroti dampak abadi dari iman dan cinta yang ia tunjukkan. Ini mengajarkan kita bahwa Tuhan menghargai niat di balik tindakan kita, bukan hanya penampilan luarnya. Ini mendorong para percaya untuk mengekspresikan iman mereka melalui tindakan yang tulus dan penuh perasaan, mengetahui bahwa Tuhan melihat dan menghargai mereka.
Ayat ini juga menekankan bahwa Injil bukan hanya tentang tindakan besar, tetapi juga mencakup tindakan iman yang tenang dan tulus yang mungkin tidak diperhatikan oleh dunia tetapi sangat berharga di mata Tuhan. Tindakan wanita yang mengurapi Yesus adalah contoh mendalam tentang ibadah dan pengorbanan, mengingatkan kita bahwa pengabdian sejati sering kali melibatkan memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Ini menantang kita untuk mempertimbangkan bagaimana kita dapat menawarkan tindakan cinta dan pelayanan kita sendiri, dengan percaya bahwa Tuhan akan menggunakannya untuk memperluas kerajaan-Nya dan bahwa tindakan tersebut akan diingat dalam kisah abadi-Nya.