Di tengah keramaian yang ramai, para murid Yesus bingung dengan pertanyaan-Nya, "Siapa yang menjamah Aku?" Pertanyaan ini muncul setelah seorang wanita yang telah menderita selama bertahun-tahun menjamah jubah Yesus dengan iman, percaya bahwa ia akan disembuhkan. Para murid, yang melihat kerumunan yang menekan Yesus, merasa pertanyaan-Nya aneh karena tampaknya tidak mungkin untuk mengidentifikasi satu orang di antara banyak orang. Namun, pertanyaan Yesus bukan tentang kontak fisik, melainkan tentang mengenali tindakan iman. Momen ini menekankan kesadaran mendalam Yesus dan kemampuan-Nya untuk membedakan kebutuhan dan iman individu, bahkan ketika dikelilingi oleh banyak orang. Ini menggambarkan bahwa perhatian Yesus tidak terbatas oleh kehadiran fisik kerumunan; Ia sangat peka terhadap kebutuhan spiritual dan emosional setiap orang. Ini mendorong para pengikut untuk mendekati Yesus dengan iman, mengetahui bahwa Ia menyadari perjuangan individu mereka dan siap untuk menanggapi iman mereka, tidak peduli seberapa menawannya keadaan sekelilingnya.
Bagian ini mengundang refleksi tentang bagaimana iman dapat bersinar di tengah kekacauan hidup dan bagaimana Yesus selalu siap untuk menanggapi tindakan iman yang tulus. Ini meyakinkan para pengikut bahwa mereka tidak pernah hilang di tengah kerumunan ketika berhubungan dengan Kristus.