Jeritan terakhir Yesus dan tindakan menyerahkan roh-Nya menandakan penyelesaian misi-Nya di bumi. Jeritan yang nyaring mencerminkan penderitaan yang mendalam dan beban momen tersebut, saat Ia memikul dosa umat manusia. Dengan sukarela melepaskan roh-Nya, Yesus menunjukkan ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa, memenuhi nubuat dan tujuan kedatangan-Nya ke dunia. Momen ini sangat penting dalam teologi Kristen, karena menandai titik di mana cinta pengorbanan Yesus mencapai puncaknya, menawarkan penebusan bagi semua yang percaya.
Tindakan menyerahkan roh-Nya bukanlah pengunduran diri yang pasif, melainkan pemenuhan aktif dari misi ilahi-Nya. Ini menekankan kedalaman cinta dan komitmen Yesus kepada umat manusia, saat Ia dengan rela menanggung penderitaan dan kematian untuk menjembatani jurang antara Tuhan dan manusia. Peristiwa ini membuka jalan bagi kebangkitan, yang merupakan inti dari iman Kristen, melambangkan kemenangan atas dosa dan kematian. Bagi para percaya, momen ini adalah pengingat yang kuat akan betapa besarnya kasih Tuhan dan harapan akan kehidupan kekal melalui Yesus Kristus.