Setelah Yudas Iskariot mengembalikan tiga puluh keping perak, para pemimpin agama menghadapi dilema: uang itu, yang dianggap sebagai uang darah, tidak dapat dimasukkan ke dalam kas kuil. Solusi mereka adalah membeli ladang tukang tembikar, sepetak tanah yang digunakan untuk membuat tembikar, yang kemudian ditetapkan sebagai tempat pemakaman bagi orang asing. Keputusan ini bersifat praktis dan simbolis. Secara praktis, ini menyediakan tempat bagi mereka yang tidak memiliki keluarga atau sarana untuk dimakamkan, mencerminkan tanggung jawab sosial untuk merawat yang terpinggirkan. Secara simbolis, ini memenuhi nubuat dari Perjanjian Lama, menunjukkan bagaimana bahkan tindakan yang tidak disengaja dapat selaras dengan rencana ilahi. Pilihan para pemimpin menyoroti ketegangan antara legalisme dan belas kasih, saat mereka berusaha mematuhi hukum sambil menangani masalah moral. Ini juga menjadi pengingat akan konsekuensi yang tidak terduga dari tindakan dan pentingnya integritas dalam pengambilan keputusan. Pembelian ladang tukang tembikar menjadi momen refleksi yang mendalam tentang keadilan, belas kasih, dan pemenuhan nubuat.
Maka mereka mengambil nasib itu, dan nasib itu jatuh kepada Yudas Iskariot, yang menyerahkan Dia.
Matius 27:7
FaithAI Menjelaskan
Lebih banyak dari Matius
Ayat-ayat Terkait
More Chapters in Matius
Mulai Perjalanan Spiritual Anda Hari Ini
Hanya butuh 15 detik untuk mendaftar. Unduh FaithAI dan buat akun sekarang, dan Anda akan dapat mulai menjelajahi Firman Tuhan dan memperkuat iman Anda hari ini. Perjalanan Anda menuju hubungan yang lebih dalam dengan Kristus dimulai dengan sentuhan sederhana.
Para orang percaya memperdalam iman mereka dengan FaithAI
Ribuan pengguna mengalami pertumbuhan spiritual harian dan hubungan yang diperbaharui dengan Tuhan.