Sepanjang sejarah, umat Allah sering berjuang dengan kesetiaan, sering kali melupakan karya-karya mujizat yang Dia lakukan untuk mereka. Kecenderungan ini untuk menjadi 'keras kepala' mencerminkan kecenderungan manusia untuk kembali ke pola yang akrab, meski berbahaya. Meskipun ada pemberontakan ini, karakter Allah bersinar sebagai sosok yang mengampuni dan penuh belas kasihan. Kesabaran-Nya sangat dalam, karena Dia lambat untuk marah dan kaya akan kasih, memilih untuk tidak meninggalkan umat-Nya meskipun mereka menunjuk pemimpin untuk memandu mereka kembali ke perbudakan.
Bagian ini menekankan pentingnya mengenali dan mengingat intervensi Allah di masa lalu dalam hidup kita. Ini mendorong para percaya untuk mempercayai kasih dan belas kasihan-Nya yang teguh, yang selalu ada meskipun ada kegagalan manusia. Kasih karunia Allah adalah suatu yang konstan, menawarkan harapan dan penebusan, mengingatkan kita bahwa tidak peduli seberapa jauh kita tersesat, kasih-Nya selalu siap menyambut kita kembali.