Dalam konteks Israel kuno, bunyi sangkakala merupakan sarana komunikasi yang sangat penting, terutama mengingat jumlah orang yang terlibat dalam keluarnya mereka dari Mesir. Suku-suku diorganisir dalam urutan tertentu, dan sangkakala berfungsi sebagai sinyal bagi suku-suku di timur untuk memulai perjalanan mereka. Sistem ini memastikan bahwa komunitas bergerak dengan teratur, mencegah kekacauan dan kebingungan. Penggunaan sangkakala juga menekankan pentingnya kepemimpinan dan kebutuhan bagi komunitas untuk responsif terhadap arahan.
Praktik ini dapat dilihat sebagai metafora tentang bagaimana kita seharusnya peka terhadap petunjuk dalam hidup kita. Sama seperti orang Israel yang mendengarkan bunyi sangkakala untuk mengetahui kapan harus bergerak, kita juga didorong untuk peka terhadap tanda dan petunjuk yang kita terima, baik melalui doa, refleksi, atau nasihat dari orang lain. Ini mengajarkan kita nilai kesiapan dan pentingnya melangkah maju dengan tujuan dan persatuan, mempercayai arah yang diberikan kepada kita.