Peran imam dalam Israel kuno sangat vital dalam memfasilitasi hubungan masyarakat dengan Tuhan. Di sini, imam diperintahkan untuk mempersembahkan persembahan tertentu: persembahan dosa dan persembahan bakaran. Persembahan dosa adalah cara bagi individu untuk mengekspresikan pertobatan dan mencari pengampunan atas pelanggaran mereka. Ini adalah cara nyata untuk mengakui kekurangan diri dan kebutuhan akan rahmat ilahi. Di sisi lain, persembahan bakaran adalah simbol dari totalitas pengabdian dan penyerahan kepada Tuhan. Persembahan ini melibatkan pembakaran total persembahan, menandakan komitmen sepenuh hati penyembah kepada Tuhan.
Persembahan ini bukan sekadar ritual, tetapi ungkapan iman dan pengabdian yang mendalam. Mereka berfungsi sebagai pengingat akan kebutuhan akan kesucian dan keinginan untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Imam, yang bertindak sebagai perantara, membantu menjembatani kesenjangan antara ilahi dan manusia, memfasilitasi proses rekonsiliasi dan pembaruan. Praktik ini menekankan pentingnya ketulusan dan kerendahan hati dalam ibadah, mendorong para percaya untuk mendekati Tuhan dengan hati yang hancur dan semangat pengabdian.