Epafroditus, seorang anggota gereja Filipi, diutus untuk membantu Paulus selama masa penahanannya. Kerinduan dan kegelisahannya yang mendalam terhadap jemaat Filipi menunjukkan cinta dan komitmennya yang luar biasa kepada mereka. Meskipun ia sendiri mengalami sakit serius, yang seharusnya membuatnya lebih mementingkan diri, kekhawatirannya yang utama adalah dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kondisinya terhadap jemaat Filipi. Ini menyoroti prinsip penting dalam kekristenan: ketidakegoisan dan menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan diri sendiri.
Contoh Epafroditus menjadi dorongan bagi para percaya untuk mewujudkan cinta dan kasih sayang yang menyerupai Kristus. Tindakannya menunjukkan bagaimana kepedulian yang tulus terhadap orang lain dapat memperkuat ikatan komunitas dan mencerminkan kasih Kristus. Pesan ini mengajak orang Kristen untuk peka terhadap perasaan orang lain dan bertindak dengan empati, menciptakan lingkungan yang mendukung di mana setiap orang merasa dihargai dan diperhatikan. Cinta yang tidak egois seperti ini adalah inti dari kehidupan komunitas Kristen, mendorong para percaya untuk melihat melampaui keadaan mereka sendiri dan peduli dengan mendalam terhadap kesejahteraan orang lain.