Musa digambarkan sebagai sosok yang penuh kasih dan anugerah, dipilih oleh Tuhan untuk memimpin umat-Nya keluar dari perbudakan menuju kebebasan. Hidupnya adalah bukti kekuatan pemilihan ilahi dan kerjasama manusia dengan kehendak Tuhan. Kepemimpinan Musa ditandai dengan kasih sayang dan keadilan, kualitas yang membuatnya dicintai oleh Tuhan dan rakyat yang dipimpinnya. Tindakan dan keputusan Musa dipandu oleh rasa tanggung jawab dan cinta yang mendalam terhadap umatnya, menjadikannya sosok yang dihormati dalam sejarah alkitabiah.
Ayat ini menekankan pentingnya menjalani hidup yang menyenangkan bagi Tuhan dan manusia. Warisan Musa mengingatkan kita bahwa kepemimpinan sejati melibatkan kerendahan hati, pengabdian, dan komitmen terhadap kebaikan bersama. Kenangan akan Musa diberkati karena ia mewujudkan nilai-nilai ini, berfungsi sebagai saluran hukum Tuhan dan gembala bagi umat-Nya. Bacaan ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat meneladani kualitas Musa dalam hidup kita sendiri, berusaha menjadi alat kasih dan belas kasihan Tuhan di dunia.