Dalam suratnya kepada Titus, Paulus menyampaikan keprihatinan tentang pengajar-pengajar palsu yang menyebabkan kerusakan dalam komunitas Kristen. Individu-individu ini menyebarkan ajaran yang tidak sejalan dengan Injil, termotivasi oleh keinginan egois untuk keuntungan finansial atau pribadi. Gangguan yang mereka timbulkan mempengaruhi seluruh rumah tangga, menyesatkan para percaya dan menciptakan perpecahan. Paulus mendesak agar pengajar-pengajar palsu ini harus dibungkam, bukan melalui kekerasan atau paksaan, tetapi dengan melawan pesan menyesatkan mereka dengan doktrin dan kebenaran yang sehat.
Bagian ini menyoroti peran penting pemimpin gereja dalam menjaga kemurnian pesan Injil dan melindungi jemaat mereka dari pengaruh yang berbahaya. Ini menjadi pengingat akan pentingnya kebijaksanaan dan kewaspadaan dalam hal-hal spiritual, mendorong para percaya untuk mencari kebenaran dan menjunjung tinggi integritas iman mereka. Dengan menangani ajaran palsu, komunitas dapat mendorong persatuan dan pertumbuhan, memastikan bahwa fondasi spiritual mereka tetap kuat dan tidak tercemar oleh penipuan.