Setelah pertempuran yang sengit, orang-orang Filistin kembali ke medan perang untuk mengambil barang-barang dari mayat-mayat, sebuah praktik yang umum di zaman kuno. Mereka menemukan mayat Saul, raja pertama Israel, dan ketiga anaknya di Gunung Gilboa. Penemuan ini bukan hanya momen kemenangan bagi orang-orang Filistin, tetapi juga simbol berakhirnya masa pemerintahan Saul yang penuh masalah. Kematian Saul menandai titik balik yang signifikan bagi bangsa Israel. Ini adalah saat berkabung dan refleksi nasional, saat orang Israel berjuang dengan kehilangan raja mereka dan implikasi untuk masa depan mereka.
Narasi ini menekankan konsekuensi dari ketidaktaatan Saul kepada Tuhan dan sifat sementara dari kekuasaan serta kemuliaan manusia. Meskipun pada awalnya menjanjikan, pemerintahan Saul ternoda oleh serangkaian keputusan buruk dan kegagalan untuk mengikuti perintah Tuhan. Akhir yang tragis ini menjadi pengingat yang mendalam akan pentingnya kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan. Bagi orang Israel, ini adalah waktu untuk menantikan kepemimpinan baru di bawah Daud, yang pada akhirnya akan menyatukan suku-suku dan membangun kerajaan yang lebih stabil.