Di penghujung hidupnya, Daud memberikan nasihat kepada putranya, Salomo, mengenai cara memerintah Israel. Ia mengingatkan tentang tindakan Joab, seorang komandan militer yang berpengaruh, yang telah membunuh Abner dan Amasa, dua panglima lainnya, di saat damai. Tindakan ini bukan hanya pengkhianatan, tetapi juga pelanggaran terhadap kepercayaan dan ketertiban yang diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang stabil. Instruksi Daud kepada Salomo menyoroti pentingnya keadilan dan perlunya menangani ketidakadilan masa lalu untuk memastikan perdamaian dan kebenaran dalam kerajaan.
Tindakan Joab sangat mencolok karena dilakukan di waktu damai, yang mencemari reputasinya dan secara simbolis menandai dirinya dengan rasa bersalah. Kekhawatiran Daud bukan hanya tentang balas dendam pribadi, tetapi tentang menetapkan standar moral dan etika untuk kepemimpinan. Ia ingin Salomo memahami bahwa kepemimpinan sejati melibatkan pengambilan keputusan sulit untuk menegakkan keadilan, bahkan ketika itu berarti menghadapi tokoh-tokoh yang berkuasa. Nasihat ini mengingatkan kita bahwa keadilan dan akuntabilitas adalah komponen penting dari kepemimpinan yang efektif dan benar.