Pada masa Salomo, tanah Israel tidak dihuni secara homogen oleh orang-orang Israel. Ayat ini menunjukkan bahwa beberapa kelompok, khususnya orang-orang Het, Amori, Perizzi, Hivi, dan Yebusi, terus tinggal di tanah tersebut. Kelompok-kelompok ini adalah sisa-sisa penduduk asli Kanaan, tanah yang dijanjikan kepada keturunan Abraham. Meskipun Israel telah menaklukkan daerah tersebut di bawah pimpinan Yosua, tidak semua orang dari kelompok ini diusir atau sepenuhnya diasimilasi. Pemerintahan Salomo ditandai dengan perdamaian dan kemakmuran, tetapi juga melibatkan pengelolaan hubungan dengan kelompok non-Israel ini.
Keberadaan orang-orang ini menunjukkan lanskap sosial dan politik yang kompleks. Kebijaksanaan dan keterampilan administratif Salomo sangat penting dalam menjaga harmoni dan stabilitas di lingkungan yang beragam ini. Ayat ini mengingatkan kita akan tantangan yang dihadapi para pemimpin dalam mengintegrasikan berbagai budaya dan komunitas, sebuah tema yang relevan dengan masyarakat modern. Ini juga mencerminkan narasi Alkitab yang lebih luas tentang umat Tuhan yang hidup di antara berbagai bangsa, menekankan tema koeksistensi dan pencarian perdamaian.