Pada masa kritis pengepungan, para pemimpin Yerusalem—Eliakim, Shebna, dan Yoah—meminta komandan lapangan Asyur untuk berbicara dalam bahasa Aram, bukan bahasa Ibrani. Bahasa Aram adalah bahasa diplomatik yang dikenal oleh pejabat terdidik, sementara bahasa Ibrani adalah bahasa sehari-hari rakyat. Dengan permintaan ini, para pemimpin berusaha mencegah penduduk Yerusalem mendengar ancaman atau tuntutan Asyur yang dapat meruntuhkan semangat, yang bisa menimbulkan ketakutan dan kepanikan. Momen ini menyoroti pemikiran strategis para pemimpin kota, yang ingin melindungi semangat rakyat mereka dengan mengontrol aliran informasi. Ini menekankan pentingnya kebijaksanaan dan kehati-hatian dalam kepemimpinan, terutama di masa krisis. Selain itu, bagian ini mencerminkan tema yang lebih luas tentang komunikasi dan kekuatannya untuk mempengaruhi persepsi publik serta mempertahankan persatuan dan kekuatan di tengah kesulitan. Dengan memilih untuk mengelola apa yang didengar oleh rakyat, para pemimpin menunjukkan komitmen mereka untuk menjaga semangat dan ketahanan kota.
Lalu berkatalah Eliakim bin Hilkiah, dan Shebna, dan Yoah kepada Rabshakeh: "Bicaralah kepada hamba-hambamu dalam bahasa Aram, sebab kami mengerti; dan janganlah berbicara kepada kami dalam bahasa Yehuda, di hadapan orang-orang yang ada di tembok ini."
2 Raja-raja 18:26
FaithAI Menjelaskan
Lebih banyak dari 2 Raja-raja
Ayat-ayat Terkait
More Chapters in 2 Raja-raja
Mulai Perjalanan Spiritual Anda Hari Ini
Hanya butuh 15 detik untuk mendaftar. Unduh FaithAI dan buat akun sekarang, dan Anda akan dapat mulai menjelajahi Firman Tuhan dan memperkuat iman Anda hari ini. Perjalanan Anda menuju hubungan yang lebih dalam dengan Kristus dimulai dengan sentuhan sederhana.
Para orang percaya memperdalam iman mereka dengan FaithAI
Ribuan pengguna mengalami pertumbuhan spiritual harian dan hubungan yang diperbaharui dengan Tuhan.