Dalam ayat ini, penulis Pengkhotbah menyajikan refleksi yang mendalam tentang hakikat kehidupan dan pencarian kebahagiaan. Gambaran seorang pria dengan seribu anak dan hidup yang panjang melambangkan kelimpahan dan kemakmuran. Namun, ayat ini menantang anggapan bahwa semua itu memiliki nilai yang melekat. Tanpa kemampuan untuk menikmati kekayaannya atau bahkan mendapatkan pemakaman yang layak, kehidupan pria tersebut digambarkan sebagai tidak terpenuhi. Perbandingan yang tajam dengan anak yang lahir mati menyoroti kedalaman ketidakpuasan ini. Seorang anak yang lahir mati, yang tidak pernah mengalami hidup, dianggap lebih beruntung karena terhindar dari rasa sakit kehidupan yang tanpa sukacita. Pesan ini mengajak pembaca untuk mempertimbangkan apa yang benar-benar membentuk kehidupan yang bermakna. Ayat ini menunjukkan bahwa kepuasan sejati tidak berasal dari pencapaian eksternal atau kepemilikan, tetapi dari kemampuan untuk menemukan kebahagiaan dan tujuan dalam keadaan kita. Ini adalah pengingat untuk mencari sumber kebahagiaan yang lebih dalam dan lebih abadi, melampaui kekayaan materi atau status sosial, dan mendorong fokus pada kesejahteraan spiritual dan emosional.
Jika seorang mempunyai seribu anak laki-laki dan hidup banyak tahun, tetapi tidak menikmati kebaikan dalam hidupnya, dan tidak mempunyai kubur, maka aku berkata: Lebih baik orang yang tidak lahir daripada orang itu.
Pengkhotbah 6:3
FaithAi Menjelaskan
Mulai Perjalanan Spiritual Anda Hari Ini
Hanya butuh 15 detik untuk mendaftar. Unduh FaithAi dan buat akun sekarang, dan Anda akan dapat mulai menjelajahi Firman Tuhan dan memperkuat iman Anda hari ini. Perjalanan Anda menuju hubungan yang lebih dalam dengan Kristus dimulai dengan sentuhan sederhana.
Para orang percaya memperdalam iman mereka dengan FaithAi
Ribuan pengguna mengalami pertumbuhan spiritual harian dan hubungan yang diperbaharui dengan Tuhan.