Ayat ini berfungsi sebagai pengingat retoris tentang kehadiran Allah yang abadi dan kebenaran dasar yang telah diketahui sejak awal waktu. Ayat ini menantang pembaca untuk mengingat pengetahuan tentang penciptaan Allah dan kedaulatan-Nya, yang telah terlihat sejak awal. Kesadaran akan kuasa Allah dan ciptaan-Nya bukanlah wahyu baru, melainkan telah menjadi bagian dari kesadaran manusia sejak bumi diciptakan. Melalui pertanyaan apakah kita tidak tahu atau mendengar, ayat ini menekankan bahwa bukti karya Allah ada di sekitar kita, terlihat dalam dunia alami dan sejarah umat manusia. Pemahaman ini mengajak kita untuk mempercayai keandalan dan keteguhan kebijaksanaan serta kehadiran Allah, memberikan jaminan bahwa kebenaran-Nya adalah abadi dan tidak berubah.
Ayat ini juga berfungsi sebagai pengingat lembut untuk tetap berpegang pada pengetahuan tentang Allah yang telah dibagikan melalui generasi. Ini mengajak kita untuk melihat melampaui kekhawatiran yang sementara dalam hidup dan mengakar iman kita pada kebenaran abadi yang telah diungkapkan sejak awal penciptaan. Dengan demikian, ayat ini memberikan kenyamanan dan jaminan akan sifat Allah yang tidak berubah dan keterlibatan-Nya yang terus-menerus dalam dunia.