Putri Yefta menunjukkan iman dan penyerahan yang mendalam dalam kisah ini. Ayahnya, Yefta, telah membuat nazar kepada Tuhan bahwa jika ia berhasil mengalahkan orang Ammon, ia akan mempersembahkan sebagai korban apa pun yang keluar dari rumahnya untuk menyambutnya. Saat ia kembali, putrinya, satu-satunya anaknya, adalah yang pertama menyambutnya. Tanggapan putrinya kepada ayahnya adalah penerimaan dan kesediaan untuk menghormati nazar yang dibuat kepada Tuhan, meskipun itu akan mengarah pada pengorbanan dirinya sendiri. Momen ini menekankan betapa seriusnya membuat nazar kepada Tuhan dan pentingnya menepatinya, terlepas dari biaya pribadi yang harus dibayar. Ini juga mencerminkan konteks budaya dan religius pada masa itu, di mana nazar dianggap sangat serius. Penerimaannya dapat dilihat sebagai tindakan iman, kepercayaan, dan penyerahan kepada kehendak Tuhan, menunjukkan rasa tanggung jawab dan penghormatan yang mendalam. Kisah ini mengundang kita untuk merenungkan sifat janji, biaya kesetiaan, dan kompleksitas komitmen manusia kepada yang ilahi.
Ia berkata kepada ayahnya: "Jika engkau menyerahkan aku kepada orang Ammon, biarlah Tuhan memperhatikan aku dan membalas aku dengan baik atas apa yang telah aku lakukan."
Hakim-hakim 11:36
FaithAI Menjelaskan
Lebih banyak dari Hakim-hakim
Ayat-ayat Terkait
More Chapters in Hakim-hakim
Mulai Perjalanan Spiritual Anda Hari Ini
Hanya butuh 15 detik untuk mendaftar. Unduh FaithAI dan buat akun sekarang, dan Anda akan dapat mulai menjelajahi Firman Tuhan dan memperkuat iman Anda hari ini. Perjalanan Anda menuju hubungan yang lebih dalam dengan Kristus dimulai dengan sentuhan sederhana.
Para orang percaya memperdalam iman mereka dengan FaithAI
Ribuan pengguna mengalami pertumbuhan spiritual harian dan hubungan yang diperbaharui dengan Tuhan.