Perumpamaan tentang janda yang gigih adalah pengajaran yang kuat mengenai pentingnya ketekunan dalam berdoa. Yesus menceritakan kisah seorang janda yang berulang kali mendekati seorang hakim yang tidak adil, meminta keadilan terhadap lawan hukumnya. Meskipun hakim tersebut tidak memiliki integritas moral—ia tidak takut kepada Allah dan tidak menghormati orang—ia akhirnya memenuhi permintaannya untuk menghindari kelelahan akibat ketekunannya. Narasi ini berfungsi sebagai dorongan bagi umat percaya untuk terus berdoa, mempercayai bahwa Allah, tidak seperti hakim yang tidak adil, adalah benar dan penuh kasih.
Keteguhan janda ini menjadi teladan iman dan ketekunan, menunjukkan bahwa meskipun menghadapi ketidakpedulian atau perlawanan, keteguhan seseorang dapat membawa keadilan dan penyelesaian. Yesus menggunakan perumpamaan ini untuk meyakinkan pengikut-Nya bahwa Allah mendengar jeritan mereka dan akan menjawab pada waktu-Nya yang sempurna. Ini mengajarkan bahwa meskipun jawaban atas doa mungkin tidak selalu datang dengan segera, umat percaya dipanggil untuk tetap setia dan sabar, yakin akan keadilan dan perhatian Allah yang pada akhirnya. Kisah ini meyakinkan umat Kristen bahwa doa mereka tidak sia-sia dan bahwa Allah menghargai ketekunan mereka.