Dalam Wahyu 20:10, gambaran Iblis yang dicampakkan ke dalam lautan api dan belerang melambangkan kekalahan akhir dan total dari kejahatan. Tindakan simbolis ini menandakan akhir dari penipuan dan kemenangan keadilan ilahi. Iblis, yang sering dianggap sebagai perwujudan kejahatan dan penipuan, bergabung dengan binatang dan nabi palsu, yang mewakili kekuatan oposisi terhadap kehendak Tuhan. Penyiksaan abadi mereka menandakan permanensi dari penghakiman ini, menekankan bahwa kejahatan tidak akan memiliki kata terakhir.
Ayat ini memberikan jaminan yang kuat kepada orang percaya bahwa meskipun ada perjuangan dan tantangan di dunia, ada rencana ilahi untuk keadilan dan pemulihan. Ini memperkuat harapan bahwa kerajaan Tuhan pada akhirnya akan menang, mengakhiri penderitaan dan ketidakadilan. Gambaran yang digunakan di sini dimaksudkan untuk menyampaikan keseriusan keadilan ilahi dan kepastian kemenangan Tuhan atas kejahatan. Pesan ini menjadi sumber penghiburan dan dorongan, mengingatkan umat Kristen tentang harapan dan kedamaian akhir yang datang dengan penghakiman Tuhan yang terakhir.